Ahad, 24 April 2011

Kecantikan Dunia Atau Syurga Allah Menjadi Dambaan Wanita Muslimah?

Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu. Itulah pantun dua kerat yang sesuai ditujukan kepada sekelompok orang yang masih menganggap pemakaian susuk mempunyai rahsianya tersendiri. Apa tidaknya, pemakaian susuk bukannya amalan kecantikan yang asing dalam masyarakat Melayu sejak lama dahulu. Ditambah pula dengan propaganda Barat ke atas golongan wanita yang melabelkan wanita yang mempunyai fizikal yang menarik pada pandangan mereka adalah wanita cantik. Termakan dek janji-janji kufur dari Barat itu, wanita Muslimah sanggup menggadaikan janjinya pada Allah untuk taat kepada perintah dan larangan Allah ketika mereka masih dalam rahim ibu-ibu mereka.

Pemakaian susuk, biasanya melibatkan ilmu sihir. Melihat kepada apa yang didakwa (menggunakan ayat al-Quran), ia sama seperti bomoh melakukan jampi untuk mengubat penyakit tetapi mendakwa menggunakan ayat al-Quran. Sesungguhnya sihir itu haram dan boleh membawa kepada syirik seperti disebut dalam satu hadis: " " "Barangsiapa meniup simpul, maka sungguh ia telah menyihir, dan barangsiapa menyihir maka sungguh dia telah berbuat syirik." [Riwayat Thabarani dengan dua sanad; salah satu rawi-rawinya adalah thiqah]. Susuk ada persamaannya dengan peniup simpul ini iaitu dijampi susuk itu dan kemudiannya di masukkan atau dibiarkan menyerap ke dalam tubuh.

Sesungguhnya Allah menyuruh kita berlindung diri kepada-Nya dari kejahatan tukang sihir dan bukannya bergantung kepada mereka untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Allah firman: "(Dan aku berlindung diri) dari kejahatan tukang meniup simpul." [TMQ al-Falaq (113):4]. Rasulullah juga ada menyuruh kita menjauhi sihir dalam sabdanya: "Jauhilah tujuh perkara besar yang merusak. Para sahabat bertanya: Apakah tujuh perkara itu, ya Rasulullah? Jawab Nab SAW, yaitu: 1) Menyekutukan Allah; 2) Sihir; 3) Membunuh jiwa yang oleh Allah diharamkan kecuali karena hak; 4) Makan harta riba; 5) Makan harta anak yatim, 6) Lari dari peperangan; 7) Menuduh perempuan-perempuan baik, terjaga dan beriman." [Riwayat Bukhari dan Muslim]

Kesan buruk bagi pemakai susuk ini ialah ia amat mampu mempengaruhi mereka agar mempercayai adanya kuasa lain selain kuasa Allah. Pemakai susuk akan mula percaya dan seterusnya bergantung kepada susuk digunakan dalam kehidupan hariannya. Ketika itu, jelas mereka dalam keadaan syirik dan menanggung dosa besar. Jadi pengharamannya sama seperti haramnya percaya kepada tangkal dan objek-objek lain. Selain itu, wanita, Islam hanya dibenarkan berhias untuk suaminya semata-mata dan bukan menunjuk-nunjuk kepada orang lain apatah lagi untuk bermegah-megah.

Ingatlah semula wahai Muslimah sekalian!

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang hamba-Nya daripada meniru, mencontohi atau mengikuti (Tasyabbuh) orang kafir, baik dalam kekhususan mereka, kebiasaan, ibadah maupun akhlak dan perilaku. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman: “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas datang kepadanya petunjuk dan mengikuti jalannya orang orang yang tidak beriman, Kami biarkan ia leluasa dengan kesesatannya (yakni menentang Rasul dan mengikuti jalan orang-orang kafir, pen.) kemudian Kami seret ke dalam Jahannam. Dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” [TQM: An-Nisa’ (4):115]

Rasulullah SAW juga melarang perbuatan yang sama dalam hadis baginda: “Dan barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka berarti dia termasuk golongan mereka.” [HR Ahmad dan Abu Daud]

Jika kenikmatan, kebahagiaan atau kebanggaan yang anda inginkan daripada kecantikan fizikal yang sebenarnya hanya tipu daya dunia itu, maka marilah kita renungi semula ayat Allah ini: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam syurga [taman-taman] dan [di dekat] mata air-mata air [yang mengalir] .[Dikatakan kepada mereka]: " Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman. Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas tempat duduk. Mereka tidak mengenal penat di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” [TMQ al-Hijr (15): 45-48]

Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menilai manusia dengan ukuran ketaqwaan untuk meninggikan darjat seorang manusia dibanding manusia lain. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.” [TMQ al-Hujurat (49]: 13]. Jadi, sebagai individu muslim, tinggalkanlah amalan syirik ini dan bergantung haraplah sepenuhnya pada Allah. Dan dalam masa yang sama, sama-samalah kita berjuang menegakkan agama Allah di muka bumi dengan pemerintahan Daulah Islamiah agar segala amalan syirik ini dapat dihapuskan daripada akar umbinya.

Tiada ulasan: